Katanya, bahagia itu sederhana.
Ibarat mengeja saja, S e d e r h a n a.
Nyatanya tak semudah menyusun 9 huruf menjadi kata.
Katanya, apapun keadaannya itu bisa saja bahagia.
Ibarat, mengukir smile di atas kertas titik dua tambah tutup kurung 🙂
Nyatanya ada saja yang membuat garis tak semulus lengkung senyum.
Yang semula lapang dapat dengan mudah menyempit.
Yang semakin terhimpit perlu banyak upaya untuk membuatnya lapang.
Ya Muqollibal Qulb Tsabbit Qolbi ‘alaa deenik wa’ala tho’atik.
Karena ukuran dunia takkan ada habisnya, sedang imaji manusia banyak tertipu idealnya dunia.
Lapangkanlah, dengan cita-cita akherat.
#note to myself
(Oct. W, 10/04/16)